09 Juli, 2009



"Koor PENTAGONA+"
(Posting ini anggap aja analisis seorang Kurator Bodoh Sok TU :)
Bertempat di galeri seni Taman Budaya Sumatera barat, Senin 4 Juni 2007,berlangsung sebuah pameran lukisan bertajuk Koor PENTAGONA+. Pameran indiselenggarakan oleh sejumlah perupa muda Sumatera Barat yang tergabungdalam komunitas Pentagona+.
Awalnya, komunitas ini hanya beranggotakanAmrianis, Dwi Agustyono, Herismen Tojes, Irwandi & Zirwen Hezy.Belakangan, diimbuhkan simbol + untuk menasbihkan masuknya Nasrul ke dalamkomunitas ini.Dilihat dari aliran seni, para perupa ini bisa dianggap tidak satu warna "suara."
Amrianis cenderung pada corak surrealis. Dwi yang kubistis bisa dipastikan cenderung abstrak. Tojes juga seorang surrealis. Tapi berbeda dengan Amrianis, Tojes lebih cenderung menggunakan warna-warna cerah pada objek lukisannya kali ini. Gradasi warna yang ditampilkan cenderung lebih transformatif dengan kecenderungan menguat di bagian tengah. Mungkin ini dipengaruhi oleh tema feminimitas yang diusungnya kali ini. Sementara Amrianis mengangkat tema yang lebih kuat: politik ! Baik itu berarti relasikekuasaan ataupun relasi sosial yang cenderung mengungkung.
Irwandi cenderung pada abstrak, tapi dengan penggunaan warna-warna cerah, gradasi warna yang lebih sublim ketimbang Tojes. Nasrul dengan lukisannya yang bertema "Pancang Emas di Batas Cakrawala," keliatan sekali melukis dengan gaya kaligrafer, meski tak satu huruf arab pun yang tampak.
Zirwen satu-satunya perupa realis di komunitas ini. Gaya lukisannya amat indie. seperti mencuri realitas dari tempat asalnya dan menempatkannya ke realitas yang ada dalam gundah hatinya.Abstrak - surrealism - realism - surrealism kaligrafis. Koor yang indah !(Hiks, posting ini pengennya lebih panjang, tapi berhubung lagi banyak tugas, ya seadanya. )Silahkan nikmati foto-fotonya

pejalanhujan.blogspot.com/.../pameran-lukisan-pentagona.html




Tidak ada komentar:

Posting Komentar